Manado, 29/8 (AntaraSulut) - Pakar Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Drs Rudy Johanes Pusung ME Ak CA mengatakan wacana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi bisa melatih masyarakat untuk berhemat.
"Melatih warga masyarakat berhemat, harga BBM itu perlu ditinggikan biar semua tahu menghargai uang," kata Rudy, di Manado, Jumat.
Rudy mengatakan dengan menaikkan harga BBM bersubsidi otomatis meminimalisir defisit negara.
"Dan yang paling penting manfaatnya itu revolusi mental yang pemboros menjadi lebih hemat dari masyarakat Indonesia, khususnya juga di Sulut," kata Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
Pemerintah, katanya, memang perlu membuat Kebijakan baru dalam membantu masyarakat kecil, tapi tidak berbentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Intinya warga masyarakat diberi kail dan bukan ikan, itu bentuk subsidi yang mendidik, sebab kalau kondisi dibatasi seperti sekarang efeknya justru pemborosan di masyarakat.
Kalau Presiden Jokowi menaikkan BBM menggambarkan Negarawan, katanya, kalau tidak itu tergambar sebagai Politikus yang tidak berani membuat kebijakan tidak populis.
Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM untuk menyelesaikan krisis kelangkaan BBM saat ini.
Memang, katanya, wacana kenaikan BBM bersubsidi tersebut perlu direncanakan dengan matang, karena menyangkut pada nasib masyarakat.
Customer Relation Pertamina MOR VII, Ibnu Adiwena mengatakan saat wacana kenaikan BBM tersebut, Pertamina sedang melakukan normalisasi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"Normalisasi ini mulai dilakukan awal minggu ke tiga Agustus 2014," kata Ibnu.
Langkah ini ditempuh, setelah banyak terjadi antrean pembelian BBM bersubsidi di sejumlah daerah sehingga Pertamina putuskan menyalurkan lagi.
"Dengan mencermati perkembangan situasi yang terjadi di masyarakat, mulai pekan ini Pertamina memutuskan untuk melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi, baik untuk premium maupun solar," kata Ibnu.
Namun demikian, kata Ibnu, penyaluran tetap akan dilakukan secara terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.
"Penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan normalisasi untuk memulihkan situasi," katanya.
Berita Terkait
Akademisi: Erupsi Gunung Ruang berdampak pada PE Sulut
Senin, 22 April 2024 11:51 Wib
Stafsus Menko Perekonomian: Pergerakan ekonomi saat mudik capai Rp386 triliun
Minggu, 7 April 2024 18:49 Wib
Pembukaan rute baru maskapai tingkatkan ekonomi-pariwisata Sulut
Minggu, 7 April 2024 8:24 Wib
Wapres Ma'ruf : Semboyan kemajemukan Sulut sejalan prinsip EKSyar
Kamis, 4 April 2024 19:18 Wib
Wapres: Perluas pembiayaan UMKM dan bisnis pesantren
Kamis, 4 April 2024 17:38 Wib
BI: Penyaluran pembiayaan syariah di Sulut capai Rp1,3 triliun
Kamis, 4 April 2024 17:37 Wib
Wapres luncurkan KHAS-HVC Ponpes di Sulawesi Utara
Kamis, 4 April 2024 13:58 Wib
Wapres ke Manado saksikan pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah
Rabu, 3 April 2024 20:35 Wib