Brisbane, Australia, 15/11 (AntaraSulut) - Pemerintah Indonesia memandang penting stabilitas di kawasan Laut Tiongkok Selatan dan mengharapkan setiap negara yang berkepentingan untuk bisa sama-sama saling menjaga stabilitas kawasan tersebut.
"Yang diinginkan Indonesia dan 'we could not afford not to have that' adalah situasi atau 'maintaining peace and stability' (mempertahankan perdamaian dan stabilitas,red) di kawasan. Kita berharap masing-masing negara untuk 'behave' sehingga kawasan itu tidak tegang, tidak panas dan sebagainya karena sekali lagi 'we could not afford to have region' yang tidak aman untuk kepentingan ekonomi kita. Sekali lagi, connectivity yang akan kita bangun dengan kawasan," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi kepada wartawan di Brisbane,Australia, Sabtu.
Retno Marsudi mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang mendorong adanya aturan tata perilaku di Laut Tiongkok Selatan sehingga setiap negara memiliki pandangan yang sama untuk menjaga kepentingan masing-masing di kawasan itu tanpa menyakiti negara lainnya.
"Dalam maritim terkait isu Laut Tiongkok Selatan, secara jelas kita sampaikan prinsip-prinsip kita. Indonesia kan 'we were on the forefront' dalam pembuatan 'declaration of conduct' dan sebagainya dan ini akan kita 'pursue' terus," paparnya.
Menlu menambahkan," sekali lagi, connectivity yang akan kita bangun dengan kawasan. Dan ini saya rasa juga disampaikan Presiden dalam semua intervensi beliau pada saat 'all the nine' KTT. Saat beliau menyampaikan intervensi, baik di ASEAN atau ASEAN Plus mengenai kawasan ditonjolkan oleh beliau".
Indonesia, kata Menlu Retno, berkeinginan besar semua negara yang berada dan berkepentingan di Laut Tiongkok Selatan merasa nyaman dan juga aman.
"At least, hal-hal yang sifatnya memerlukan penanganan segera akan dapat dilakukan dan memberikan kontribusi yang sangat besar di dalam 'how to behave in the South China Sea," katanya.
Presiden Joko Widodo sepanjang pekan ini menghadiri tiga pertemuan tingkat tinggi masing-masing KTT APEC, KTT ASEAN dan East Asia Summit serta KTT G-20.
Dalam ketiga pertemuan puncak itu, Presiden menyampaikan paparan mengenai pandangan Indonesia dan langkah pemerintah dalam berbagai bidang khususnya terkait hubungan bilateral dan multilateral selama lima tahun mendatang.
Berita Terkait
Tim SAR susuri pesisir laut Sitaro evakuasi warga tertinggal setelah erupsi Gunung Ruang
Kamis, 18 April 2024 12:21 Wib
KSAL pertimbangkan membeli kapal selam selain dari Prancis
Jumat, 5 April 2024 20:16 Wib
BMKG: Gempa di Ratahan-Sulut akibat subduksi lempeng Laut Maluku
Selasa, 26 Maret 2024 13:25 Wib
KP Baladewa-8002 tangkap kapal lakukan pencurian ikan di Laut Sulawesi
Senin, 11 Maret 2024 22:08 Wib
BMKG: Kecepatan angin tertinggi berpotensi terjadi di Laut Sulawesi
Jumat, 8 Maret 2024 4:52 Wib
Italia tembak jatuh drone kelompok Houthi Yaman
Senin, 4 Maret 2024 8:09 Wib
BMKG prediksi kecepatan angin tertinggi di Laut Sulawesi
Senin, 4 Maret 2024 7:59 Wib
TNI AL berikan brevet Hiu Kencana kepada Panglima TNI dan Kasad
Minggu, 3 Maret 2024 15:21 Wib